Mitrapolisi.co.id/KABUPATEN KARAWANG – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meninjau dan menyerahkan bantuan untuk Pesantren Miftahul Khoirot di Desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Selasa (22/2/2022). Pesantren ini mengalami musibah kebakaran yang menewaskan delapan santri pada Senin (21/2/2022).
Pak Uu – sapaan Wagub Jabar- dengan tulus mengucapkan belasungkawa pada keluarga korban yang ditinggalkan dan pada keluarga besar Pesantren Miftahul Khoirot.
Diyakini para santri yang telah tiada menjadi syuhada karena berada di pesantren belajar untuk menuntut ilmu di jalan Allah SWT.
“Pemda Provinsi Jawa Barat, dalam hal ini saya selaku pimpinan di Jawa Barat menyampaikan belasungkawa pada keluarga besar Pesantren Miftahul Khoirot. Saya berharap pada keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran karena ini merupakan takdir Ilahi,” ungkapnya.
“Kami yakin, korban yang meninggal merupakan syuhada semuanya, karena beliau berada di jalan Allah, menghafal Al Quran, belajar agama dalam keadaan suci bersih di lingkungan pesantren,” imbuh Pak Uu.
Oleh karena itu, kata Pak Uu, sebagai bentuk kepedulian dan penghormatan Pemda Provinsi Jawa Barat memberikan santunan sebesar Rp100 juta. Diharapkan dana tersebut bisa digunakan sebaik mungkin seperti untuk pembangunan kembali pesantren atau kebutuhan lainnya yang dibutuhkan oleh pesantren.
Pak Uu menuturkan, bentuk kepedulian dan silaturahmi seperti ini harus terus dijaga dengan baik karena pemerintah tidak dipungkiri juga sangat membutuhkan sosok kiai dan ulama dalam pembangunan untuk membangun karakter penerus bangsa yang beriman dan bertakwa, selain mampu berdaya saing dalam hal duniawi.
“Pemda Provinsi Jawa Barat membutuhkan kiai dan ulama terutama dalam pembangunan seutuhnya. Untuk pembangunan yang bersifat ukhrawi, kami bergandengan dengan para kiai dan ulama. Kalau pembangunan yang bersifat duniawi infrastruktur kami jagonya, kalau ukhrawi harus dengan para kiai dan ulama,” tuturnya.
Pak Uu mengimbau para orangtua santri yang masih berada di pesantren untuk tidak ragu dan khawatir.
“Saya berharap pada masyarakat untuk tidak berpikir negatif tentang anak dimasukan ke pesantren terkait dengan kejadian ini. Namanya bencana mau sehebat apapun kewaspadaan kita kalau Allah sudah menakdirkan tak ada yang bisa menahan,” tutur Pak Uu.