Mitrapolisi/KOTA BANDUNG — Hamparan sawah, bukit, hingga pegunungan hijau adalah lanskap alam yang dianugerahkan kepada sebagian besar wilayah Jawa Barat (Jabar) khususnya Priangan Timur.
Di Priangan Utara, makanan, batik, dan budaya lokal yang unik dan menarik juga menjadi daya tarik tersendiri. Tak ayal, pengembangan destinasi dan infrastruktur pariwisata masuk dalam prioritas pembangunan Jabar 2018-2023 di era Gubernur Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum.
Bus Wisata hadir sebagai salah satu program yang dikeluarkan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar untuk mendorong sektor pariwisata.
Bus single decker itu diberikan kepada 27 kota/kabupaten di Jabar untuk melahirkan bintang jalanan seperti Bandros (Bandung Tour on Bus) khas Kota Bandung, sekaligus katalis bagi budaya naik transportasi massal.
Program Bus Wisata ini diluncurkan oleh Emil –sapaan Ridwan Kamil pada 23 Desember 2018. Di tahap pertama, 13 Bus Wisata hasil kerja sama dengan bjb dihibahkan masing-masing satu unit untuk Kota Cimahi, Kab. Sumedang, Kota Tasikmalaya, Kab. Pangandaran, Kab. Garut, Kota Cirebon, Kab. Kuningan, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Purwakarta, dan Kab. Tasikmalaya.
“Bus Wisata ini salah satu program unggulan Pak Gubernur dalam rangka menstimulasi gerakan menggunakan kendaraan umum. Secara semangat dan pesan moral, bahwa sebetulnya banyak yang bisa dilakukan di daerah masing-masing menggunakan Bus Wisata,” ucap Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Hery Antasari.
Kini, kehadiran Bus Wisata Sonagar (Pesona Garut) di Kabupaten Garut serta Citros (Cirebon Tourism on Bus) di Kota Cirebon terbukti menjadi magnet baru bagi atraksi wisata setempat.
Menurut Ketua Organda Garut Yudi Nurcahyadi, antusiasme warga khususnya pelajar terhadap Sonagar sangat tinggi sejak bus berwarna putih itu hadir di Garut.
“Dengan TK, PAUD, RA, dipaketkan edukasi dan wisata, permintaan banyak. Kalau siang untuk masyarakat umum, start Pendopo Garut finis ke Alun-Alun lagi,” ucap Yudi.
Dia berujar, wisatawan dari luar Garut pun ramai menggunakan Sonagar di hari libur. Adapun rute yang dilewati Sonagar akan membawa penumpang menikmati tempat wisata pabrik Dodol Piknik, Sukaregang, hingga Museum Dinas Pariwisata Garut.
“Kami juga memberdayakan UKM, di ticketing itu include minuman khas Garut, Papa Lemon, jadi mendongkrak penjualan. Lalu satu unit itu bisa mempekerjakan enam orang mulai dari ticketing, sopir, dan kernet,” kata Yudi.
Untuk tiket, tambah Yudi, tiket anak-anak dibanderol seharga Rp10 ribu (plus minuman) atau Rp5 ribu tanpa minuman. Untuk tiket dewasa seharga Rp10 ribu atau Rp15 ribu (plus minuman).
“Fasilitas (Sonagar) sudah kami lengkapi, jadi ada permintaan dari turis luar Garut, kalau bisa untuk karaoke. Jadi kami lengkapi dengan televisi di dalam. Sudah bisa karaoke, jadi lebih lengkap,” tutur Yudi.
Di Kota Udang, kehadiran Citros juga mendorong kreativitas pengelola melalui tim yang dibentuk Organda. Karsono, Sekjen Organda Cirebon, mengatakan bahwa Citros memiliki lagu sendiri yang diciptakan oleh budayawan setempat.
“(Fasilitas) kami sudah komplet, standar bus. Kami juga ciptakan lagu Citros sendiri. Karena ini fasilitas wisata, kami berharap kunjungan wisata ke Kota Cirebon semakin tinggi,” ucap Karsono.
Well, titik yang dilewati Citros lebih variatif lagi ketimbang Sonagar. Naik bus berwarna merah di Kota Udang, Anda bisa mengunjungi Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, Gua Sunyaragi, Balai Kota Cirebon, Gedung Negara, hingga Pelabuhan Cirebon.
Selain itu, Karsono berujar rute bisa berubah tergantung kondisi kemacetan. Rute lain yang kerap dilewati Citros adalah wisata belanja Jl. Cipto, menuju Jl. Kartini dan Jl. Siliwangi (Balai Kota dan Stasiun Kejaksan), lalu ke wilayah Pantai Kesenden atau kawasan Kota Tua di mana terdapat gedung-gedung tua dan bersejarah.
“Pertama launching belum bisa melayani turis, warga lokal antre panjang, juga melayani rombongan TK-SD. Baru-baru ini bisa melayani turis, warga lokal weekend saja. Banyak wisatawan dari luar kota, banyak ingin coba naik Citros,” ujar Karsono.
“Kapasitas 20 kursi. Tarif anak-anak Rp5 ribu, dewasa Rp10 ribu. Corak (bus wisata) mega mendung khas Cirebon. Semoga bisa dapat tambahan unit sehingga bisa dibagi destinasi wisatanya. Jadi ada khusus wisata kuliner, wisata batik, dan lainnya,” tutup Karsono.
Pada tahap kedua di akhir tahun 2019, Pemdaprov Jabar dan Dinas Perhubungan Jabar akan meluncurkan 38 unit Bus Wisata dari dana APBD kepada kabupaten/kota yang dipilih berdasarkan seleksi bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar.
Yang pasti, kehadiran Bus Wisata tak hanya menghibur turis dan warga lokal, tapi multiplier effect atas hadirnya Bus Wisata terasa dalam pemberdayaan UKM dan karyawaan bus mulai sopir hingga kernet.