Mitrapolisi.co.id/SELOKAN di RW 01 Kelurahan Karasak, Kecamatan Astanaanyar tampak istimewa. Selokan di sana jauh dari kesan kumuh, jorok dan bahkan tidak mengeluarkan bau tak sedap.
Got atau selokan sepanjang 300 meter di kawasan tersebut disulap menjadi lahan produktif. Pos keamanan juga ditanami oleh banyak jenis tumbuhan, lalu terdapat beberapa kolam.
Dari gapura masuk ke area gang disambut oleh sebuah vertical garden yang berukuran cukup besar namun tetap terawat dengan baik. Selokan ditempatkan beragam jenis bunga.
Kemudian terdapat dua buah kolam diisi oleh ikan hias yang didominasi oleh ikan koi dengan beraneka warna. Bukan sekadar untuk mempercantik area taman semata, namun juga dibuat kolam produktif dengan ikan konsumsi.
Di atas selokan ini juga dibuatkan dua buah kolam pembudidayaan. Yakni mengembangkan ikan nila mujair dengan ikan lele.
Kembali menyusuri sepanjang selokan, rupanya ditanami banyak sayuran seperti bayam, kangkung, kacang panjang, terong dan sayuran lainnya. Ada juga aneka tanaman bumbu dapur dan beragam tanaman obat.
Selain pemanfaatan selokan, terdapat sebuah area kosong yang dimanfaatkan sebagai kebun. Di lokasi inilah beragam sayuran, beragam varian cabe dan buah-buahan dibudidayakan.
“Ada rumah yang terbengkalai, akhirnya kami berinisiatif meminjam untuk berkebun. Alhamdulillah, kami mengoptimalkan saluran air atasnya digunakan untuk berkebun,” ucap Dadang Sungkawa, Ketua RW 01 Kelurahan Karasak, Senin (2/12/2019).
Dadang menuturkan, pemanfaatan selokan ini perlahan mulai dicicil sejak 2018 silam. Dia bersyukur, partisipasi warga sekitar cukup besar dalam memberikan dukungan, selain dari unsur penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Kelurarga (PKK) dan Karang Taruna.
“Pemeliharaan untuk ikan oleh Karang Taruna. Pakan diberi secara rutin. Tanaman ini untuk ibu-ibu dibagi kelompok dijadwal. Selain itu, kami semua warga siapa aja yang ada di sini membereskan tanaman yang kering,” ujarnya.
Salah seorang penggerak Kelompok Wanita Tani (KWT), Nuraeni menuturkan, pemanfaatan selokan ini semakin terakselerasi setelah Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung memberi bantuan.
Nuraeni menyebutkan, hasil dari tanaman ini sudah dibuat olahan. Produksi beragam olahan inilah yang kemudian menjadi ciri khas Kelurahan Karasak. Kini bahkan telah merambah pasar ke pelbagai daerah di Indonesia.
“Terong ungu itu dibikin manisan, lele dibuat nugget, terus kita punya minuman jeruk sereh. Sekarang kita produksi manisan tomat, dan bayem bikin peyek,” kata Nuraeni.
Menurut Nuraeni, kesuksesan KWT ini bahkan sudah terdengar oleh salah satu pabrik berskala besar yang kini menyuplai bibit bagi warga. Selain itu, juga sudah menjadi percontohan bagi konsep urban farming di tingkat provinsi.
Sementara itu, Lurah Karasak, Ahmad Sopian mengungkapkan, wilayahnya kerap kedatangan tamu dari daerah lainnya di Indonesia yang ingin melihat konsep pemanfaatan lahan untuk pembudidayaan tanaman dan perikanan ini.
“Sudah dikunjungi kementerian, DPRD Tangerang juga sudah ke sini lihat pemanfaatan lahan sempit seperti ini. Dari Sulawesi juga ibu-ibunya banyak datang ke sini,” terang Sopian.
Bahkan, sambung Sopian, beberapa waktu lalu juga datang perwakilan dari negara Prancis, Jerman, Filipina dan Thailand. Tamu dari luar negeri ini bukan hanya menyoroti perihal konsep pelestarian lingkungan sekitar pemukiman semata, namun juga terhadap komoditas tanaman.
“Mereka antusias dan bangga bahwa masyarakat Indonesia dan Kota Bandung khususnya cepet menangani kebutuhan yang ada di sini,” ungkapnya.
Sopian menyatakan, akan terus mendukung pemanfaatan selokan ini agar semakin meluas. Hal ini guna menunjang visi Bandung Nyaman yang diusung oleh Oded M. Danial dan Yana Mulyana.