Mitrapolisi.co.id/ MAKASAR- Salah satu terduga pelaku serangan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, hari Minggu (28/03), oleh Polri disebut “berinisial L yang punya kaitan dengan orang-orang yang melakukan serangan di Jolo, Filipina selatan”.
“Yang bersangkutan merupakan merupakan bagian dari kelompok … yang terkait dengan kelompok yang pernah melaksanakan kegiatan operasi di Jolo Filipina…,” ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Kita tindak lanjuti dengan melaksanakan pemeriksaan DNA yang bersangkutan untuk bisa kita pertanggung jawabkan secara ilmiah, namun demikian hari ini untuk inisial pelaku saya kira kita sudah tuntas dan kita sedang kembangkan untuk mencari kelompok yang lain,” kata Kapolri.
Ia mengatakan pelaku bom bunuh diri yang tewas sebanyak dua orang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan.
Ia juga mengatakan pihaknya sudah mengamankan kurang lebih empat orang di wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diduga terkait dengan kegiatan kelompok teroris.
“Ini adalah betul-betul teror, ini adalah musuh kemanusiaan. Kalau pelakunya mengatasnamakan perjuangan agama tertentu, berarti dia telah bergama secara salah. Semua agama itu pro kemanusiaan dan anti terorisme,” kata Mahfud.
Pada akhir Januari 2019, terjadi serangan terhadap gereja Katolik di Pulau Jolo menyebabkan 22 orang meninggal dan 100 lainnya luka-luka.
Ketika itu, seorang pejabat tinggi Filipina mengatakan “dua pelaku serangan bom bunuh diri di Jolo berasal dari Indonesia”.
Bom Makassar Pelaku diduga kelompok JAD sebagai ‘balas dendam dan aksi jelang bulan Ramadan’
Polisi periksa tersangka pelaku ledakan bom di depan gereja Oikumene Samarinda.
Serangan bom di tiga gereja Surabaya Pelaku bom bunuh diri ‘perempuan yang membawa dua anak’
Selain mengungkap identitas terduga pekaku, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mengatakan anggota Polri dengan didukung oleh personel TNI menjamin keamanan masyarakat, khususnya dalam rangkaian perayaan Paskah.
Ia mengatakan masyarakat tidak usah panik.”Pungkasnya.