Aher Dorong Warga Indonesia di Australia Jadi Orang Sukses

Mitrapolisi/   
Mitrapolisi/ SIDNEY – Dalam kunjungan kerjanya ke Australia Selatan, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyempatkan diri bernostalgia ke Masjid Al-Hijrah di kawasan Tempe, Sidney, Australia. Masjid yang kerap disebut Masjid Tempe itu menjadi saksi dimana Aher
  
Kota Sidney bukanlah tempat yang asing bagi Aher. Selain sudah beberapa kali mengunjungi Sidney untuk menjalankan tugas kedinasannya sebagai Gubernur Jabar, jauh hari sebelum menjadi Gubernur Jabar, Aher ternyata pernah bermukim di Sidney.
  
Tepatnya 1997 silam, Aher sempat tinggal hampir satu bulan lamanya di Masjid Al-Hijrah, Tempe, Sidney, Australia. Di masjid tersebut, Aher kerap memberikan tausiah kepada para jamaah masjid yang tergabung dalam Centre for Islamic Dakwah and Education (CIDE) Masjid Al-Hijrah itu.
  
“Alhamdulillah, sudah cukup lama, 1997. Sekitar 20 hari saya tinggal di sini,” ungkap Aher saat bersilaturahmi dan memberikan tausiah kepada masyarakat muslim Indonesia di Masjid Al-Hijrah, Tempe, Sidney, Australia, Sabtu (27/1/2018).
  
Kehadiran Aher di Masjid Al-Hijrah merupakan bagian dari rangkaian lawatan kerjanya di Australia terkait Program Sister Province antara Pemerintah Provinsi Jabar dan Pemerintah Australia Selatan sejak 23-28 Januari 2018.
“Dengan silaturahmi, semoga kita mendapat tambahan rejeki dan umur. Sebab, barang siapa yang ingin dibukakan pintu rejeki dan dipanjangkan umurnya, maka seringlah bersilaturahmi,” tutur Aher.
Dalam kesempatan itu, Aher mengapresiasi sikap masyarakat Indonesia yang merantau atau menetap di Australia. Dia berharap, masyarakat Indonesia yang belajar, bekerja, maupun menetap di Australia menjadi orang-orang sukses. Tidak hanya sukses secara ekonomi, melainkan juga sukses agama maupun pendidikannya.
  
“Bagi yang menetap harus punya cita-cita yang tinggi. Gubernur Australia Selatan saja aslinya dari Vietnam, dia dan istrinya itu orang perahu. Kenapa tidak warga Indonesia jadi gubernur di sini,” tutur Aher tersenyum.
  
Lebih jauh Aher mengatakan, masyarakat Indonesia sebenarnya agak terlambat berdiaspora ke negara-negara lain. Apalagi, sejumlah negara kini telah menerapkan proteksi yang cukup ketat terhadap orang asing.
Padahal, dengan berdiaspora, banyak keuntungan yang dapat diperoleh, salah satunya mencontoh kemajuan yang telah dicapai negara yang dikunjunginya. Aher menyebut, kemajuan di Kota Shanghai terjadi setelah Pemerintah China mengirim ratusan ribu orang ke luar negeri untuk belajar.
  
“Tahun 1999, Shanghai itu kumuh, kalah oleh Jakarta. Tapi kini, Shanghai telah berubah, bahkan jauh lebih baik dari Jakarta,” paparnya.
Tak lupa, Aher pun berpesan agar masyarakat Indonesia, khususnya warga Jabar, mampu menjadi warga yang baik di Australia.
“Pepatah minang itu bagus, di mana bumi dipijak, di situ lagit dijunjung, itu harus dijalankan,” pesan Aher.
Sementara itu, Presiden CIDE Masjid Al-Hijrah Ichsan Akbar menyebutkan, sekitar 6.000 masyarakat muslim Indonesia tinggal di Australia. Mereka umumnya tersebar di tiga kota besar, yakni Sidney, Mellbourbe, dan Perth.
“Secara kuantitas, perkembangan muslim Indonesia yang datang sebagai student ataupun menetap cukup signifikan,” ungkapnya.
Di Sidney sendiri, kata dia, terdapat empat masjid yang semuanya menjadi pusat dakwah dan pendidikan Islam. Menurut dia, selain sebagai pusat kegiatan Islam, masjid juga menjadi tempat berinteraksi serta membangun kebersamaan di antara para perantau muslim asal Indonesia di Australia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *