Mitrapolisi/KOTA BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, kualitas dan fasilitas medis Indonesia tidak kalah dari luar negeri. Terkait banyaknya masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri, kata Emil –sapaan Ridwan Kamil, itu hanya menyoal branding dan kredibilitas.
“Tadi saya dengar dari ketua IDI bahwa Rp 100triliun (berdasarkan data Kementerian Kesehatan) lari ke luar negeri untuk berobat atau mengurusi kesehatan,” kata Emil usai menghadiri pertemuan ilmiah nasional Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Jabar di Trans Luxury, Kota Bandung, Kamis (3/10/19).
“Menurut saya itu lebih kepada branding, saya tidak yakin gara-gara kualifikasi dokternya atau fasilitasnya tidak memadai, saya yakin ini hanya masalah public relation,” imbuhnya.
Emil juga mengatakan, kualitas dokter dan fasilitas medis di Tanah Air sudah memadai. Namun, tingkat kepercayaan atau persepsi masyarakat soal kualitas medis Indonesia masih rendah. “Padahal, kualitas dan sarana di kita juga tidak kalah dan memadai, sehingga saya menduga ini faktor branding ya atau persepsi,” ucapnya.
Oleh karena itu, Emil menyarankan kepada IDI untuk meningkatkan kredibilitas dengan membuat tim branding. Tujuannya untuk menyakinkan masyarakat bahwa kualitas dan fasilitas medis Indonesia sama dengan medis negara lain, sehingga tidak perlu berobat ke luar negeri.
“Kalau ini dilakukan saya optimis suatu hari semua akan bahagia mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai di Indonesia tanpa harus ke luar negeri,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Emil juga memaparkan sejumlah program Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar guna mewujudkan desentralisasi kesehatan, seperti Mobil Puskesmas (Mpus), Kesehatan Mental (Kekasih), dan Layad Rawat.
“Dengan begitu, akan mengurangi beban rumah sakit yang ujungnya mengurangi juga beban BPJS yang selama ini selalu jadi dilema. Mudah-mudahan dengan konsep desentralisasi kesehatan ini derajat kesehatan masyarakat meningkat dan terwujud di kepemimpinan kami,” kata Emil.
Menurut Emil, hasil pertemuan sekira 1.100 dokter di Jabar itu dapat menjadi bahan kajian untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Jabar. “Hasil dari pertemuan ilmiah ini saya tunggu. Jika ada hubungannya dengan kebijakan publik yang bisa saya ambil keputusannya terkait kesehatan warga Jabar,” ucap Emil.
Ketua IDI Wilayah Jabar Eka Mulyana menegaskan, kualitas dan fasilitas media di Indonesia sudah memadai. “Ini bukan karena kompetensi dari dokter kita yang kalah jadi secara ilmu pengetahuan, teknologi, disiplin kita tidak kalah,” katanya.
“Ternyata ada hal lain yang membuat kita kalah dalam tanda kutip apakah itu segi pelayanan, fasilitas, bahkan, katanya, mengenai harga,” imbuhnya.
Eka mengatakan, pertemuan ilmiah IDI Jabar kali ini mengambil tema Doctor’s Safety. Tema tersebut diambil untuk mewujudkan Patient’s Safety. “Pada akhirnya, tema Doctor Safety ini mewujudkan juga pasien safety,” ucap Eka mengakhiri.