Mitrapolisi.co.id/PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung dan Badan Amil Zakat nasional (Baznas) Kota Bandung berkolaborasi memberikan bantuan kepada sejumlah lembaga sosial. Di antaranya Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (RBM), Yayasan Kanker Indonesia (YKI), dan DKM Al Ukhuwah.
KPA Kota Bandung memperoleh bantuan modal usaha bagi 50 orang warga dampingan, RBM memperoleh bantuan untuk 36 penyandang disabilitas. Sedangkan YKI memperoleh bantuan Dana Program Bandung Peduli Kanker. Bantuan tersebut merupakan Program Baznas Kota Bandung yakni Bandung Makmur, Bandung Sehat, Bandung Takwa, dan Bandung Peduli.
Bantuan diserahkan Wali Kota Bandung, Oded M. Danial kepada KPA, RBM, YKI dan DKM Masjid Al – Ukhuwah, Senin (31 Agustus 2020), di Kantor Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung, Jln. Banteng, Kecamatan Lengkong. Penyerahan bantuan dirangkaikan dengan peresmian sekretariat baru Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung di Jalan Banteng, Kecamatan Lengkong. Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Bagian Kesra dan Kemasyarakatan Kota Bandung, Medi Mahendra.
Wali kota mengatakan, penyerahan bantuan tersebut sebagai bukti kolaborasi antara Pemkot dan Baznas Kota Bandung dalam memberikan semagat kepada organisasi kesejahteraan sosial.
“Dengan kolaborasi ini mudah-mudahan menjadi sebuah semangat bersama, sehingga penaganan seperti AIDS bisa semakin baik,” tuturnya.
“Tentu saja kolaborasi itu tidak hanya dengan Baznas saja, seperti dengan KPA dan semua masyarakat bisa bersama berkolaborasi. Saya yakin persoalan seperti ini di Kota Bandung bisa selesai,” imbuh wali kota.
Sementara itu, Kabag Kesra dan Kesejahteraan Kota Bandung, Medi Mahendra yang juga Sekretaris KPA Kota Bandung menyampaikan, data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung pada Mei 2020 terdapat 3.138 kasus HIV dan 2.296 kasus AIDS di Kota Bandung,
“Kita melakukan berbagai upayabuntuk menekan kasus AIDS, seperti meminta agar calon pengantin yang mau menikah, baik yang sebelumnya sudah menikah atau belum menikah sama sekali itu wajib melakukan tes kesehatan. Dari situ kita berupaya melakukan penjaringan,” tutur Medi.
Untuk pendataan RBM, lanjut Medi, terdapat 5.000 penyandang disabilitas di Kota Bandung. “Insyaalah sampai akhir tahun kita adakan pengobatan terapi cuma-cuma untuk 144 anak. Mudah-mudahan Baznas memiliki program yang serupa, sebagai dukungan terhadap penyelenggaraan kegiatan rehabilitasi berbasis sumber daya manusia,” jelasnya.
Sedangkan Pelaksana Tugas Ketua Baznas Kota Bandung, Herry Kushaeri menyampaikan, bantuan berupa zakat, infak, dan sedekah dari Aparatur Sipil Negara (ASN) ASN Pemkot Bandung terkumpul sekitar Rp2 miliar setiap bulannya. Bantuan disalurkan kepada masyarakat, diantaranya kepada KPA, YKI, RBM DKM Al Ukhuwah untuk operasional dan usaha.
“Mudah-mudahan ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Kolaborasi juga terus terjada dan bisa berkembang lebih baik lagi,” tuturnya.
Bantuan untuk Anak-anak
Pada kesempatan yang sama Ketua Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Kota Bandung, Siti Muntamah menyamapaikan, bantuan terapi gratis yang diberikan Baznas akan digunakan untuk membantu anak-anak dengan tiga kebutuhan khusus, yaitu penyandang autisme, down syndrome, dan cerebral palsy.
“Ada satu tugas yang harus dilakukan RBM, yaitu memberikan fasilitas gratis terapi bagi para penyandang disabilitas terutama di tiga bidang yang kita jadikan sebagai pilot project, yaitu adalah cerebral palsy, down syndrome, dan autis,” tutur Siti.
Dengan adanya fasilitas dari Pemkot Bandung dan Baznas ini, cita-cita untuk membangun pusat terapi gratis di Kota Bandung bisa segera terwujud.
“Alhamdulillah mimpi memiliki pusat terapi gratis bagi masyarakat kurang mampu ini direspon dengan sangat baik oleh pemerintah kota Bandung dengan non-APBD. Yaitu dengan dukungan dari Baznas. Kami ucapkan terima kasih kepada Baznas yang mengelola anggaran dana zakat dari para ASN,” ucap Siti.
(arm)