Mitrapolisi/KOTA BANDUNG —* Setelah baru saja hattrick juara umum Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas), kini Jawa Barat menargetkan juara umum Pekan Olahraga dan Seni antar-Pondok Pesantren Nasional (Pospenas) VIII/2019 yang berlangsung di Kota Bandung, 25-29 November.
Demikian dikatakan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum saat membuka Pospenas di Gedung Youth Center Sport Jabar, Jl. Pacuan Kuda No. 140, Kota Bandung, Senin (25/11/19) malam. Wagub mendampingi Menteri Agama Republik Indonesia Fachrul Razi.
Dengan jumlah kontingen mencapai 190 orang, Uu optimistis Jabar akan memperoleh medali emas terbanyak dalam event olahraga tiga tahunan khusus santriwan dan santriwati. “Jabar jadi juara umum. Kami optimistis akan jadi juara,” kata Uu.
Menurut Uu, Pospenas merupakan ajang untuk mendorong berbagai potensi yang dimiliki para santri, khususnya di bidang seni dan olahraga. “Artinya, santri pun tidak beda dengan pelajar-pelajar lain, yaitu memiliki pontensi-potensi lain,” jelas Uu.
Sebanyak 2.130 santri ikut serta dalam Pospenas VIII Jawa Barat 2019. Total ada 3.090 orang dari kalangan pesantren terlibat dalam gelaran Pospenas kali ini. Mereka terdiri dari 1.541 atlet santri, 589 seniman santri, 960 orang official dan pendamping yang berasal dari 34 kontingen provinsi dari seluruh Indonesia.
Pospenas VIII mengangkat tema “Mengokohkan Karakter, Sportivitas, Kebersamaan, dan Budaya untuk Kejayaan Negeri”. Ada enam cabang olahraga yang dipertandingkan, yaitu: atletik, bola voli, senam, pencak silat, hadang, dan futsal, serta tujuh cabang seni, yaitu: seni kriya, seni hadrah, cipta dan baca puisi, pidato tiga bahasa, kaligrafi Islam, seni lukis Islami, stand up comedy.
Menteri Agama Fachrul Razi mengapresiasi penyelenggaraan Pospenas di Jawa Barat. Pospenas menjadi bukti bahwa santri memiliki keunggulan sama dan bahkan lebih dibanding siswa sekolah umum.
“Betul-betul sudah tidak ada istilah pendidikan informal lagi (buat pesantren). Dan mereka (santri) bisa berpacu, boleh dikatakan — mohon maaf kalau saya bilang — dalam banyak hal bisa mengalahkan (siswa) sekolah-sekolah umum,” ujar Fachrul.
Menurut Fachrul, santri menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa. Hal itu karena santri memiliki tiga hal, yaitu sehat, cerdas, dan amanah.
“Mereka (santri) sehat karena biasa bangun pagi untuk salat Subuh, menghirup udara segar. Kemudian mereka cerdas karena memahami berbagai macam pendidikan, pendidikan Islam, pendidikan umum,” papar Fachrul.
“Juga mereka amanah, banyak amanah yang mereka pikul termasuk amanah dari pejuang masa lalu, amanah dari Tuhan untuk meletakkan iman dan taqwanya, dan juga toleransi antarpandangan yang berbeda,” ungkapnya mengakhiri.