Mitrapolisi.co.id/ Bandung-Pandemi Covid-19 berdampak ke berbagai sendi kehidupan. Termasuk kepada para anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Bandung.
Mereka yang berharap bisa mengibarkan Sang Merah Putih dengan meriah harus berpasrah pada kondisi darurat yang melanda hampir seluruh dunia.
Aulia Citra Anggita dan Meli Amelia Yulyani juga merasakan dampaknya. Mereka adalah pembawa baki pada upacara pengibaran bendera pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia di Plaza Balai Kota Bandung, Senin 17 Agustus 2020.
Keduanya adalah bagian dari 100 anggota Paskibraka Kota Bandung angkatan 2020. Tak seperti angkatan senior mereka, tugas mereka dalam mengibarkan bendera ditunaikan secara berbeda.
Biasanya, ada 50 orang yang bertugas di pagi hari saat penaikan bendera, dan 50 orang di sore hari saat penurunan bendera. Kini, hanya empat orang saja di tiap sesi upacara. Tiga orang pengibar bendera dan satu orang pembawa baki.
Hal itu tentu membuat Aulia dan Meli merasa sedih. Kendati begitu, keduanya tetap bersyukur karena masih berkesempatan untuk menjadi Paskibraka Kota Bandung.
“Tapi alhamdulillah bagi saya ini adalah pengalaman yang tidak ada kesempatan kedua. Ini pengalaman berharga yang hanya terjadi sekali seumur hidup,” ucap Aulia.
Keduanya juga merasa beruntung bisa menjadi Paskibraka, sebab itu telah menjadi cita-cita sejak duduk di bangku SMP.
“Paskibraka mengajarkan kami tertib dan disiplin. Pelajaran yang kita terima berbeda dengan organisasi lain, cara bersikap, cara berbicara, itu terlatih,” imbuh Meli.
Latihan tahun ini juga terbilang mendesak. Menurut Ketua Paskibraka Kota Bandung Eki Dudi Darmawan, para Paskibraka baru efektif latihan setelah memasuki bulan Agustus. Itu pun mereka harus latihan secara bergiliran agar tidak ada kerumunan massa.
“Untuk jumlah awal yang berlatih 20 orang, ke sininya dikerucutkan menjadi 8, untuk mengantisipasi supaya menghindari hal yang tidak diinginkan. Kita atur jadwal dengan cermat. Waktu 20 orang kita atur dan dibagi dua. Pelatihnya juga diatur,” paparnya.
Para Purna Paskibraka, sebutan bagi para senior Paskibraka, juga memberikan asupan vitamin dan buah-buahan agar stamina serta daya tahan tubuh calon Paskibraka tetap prima.
“Untuk menjaga kesehatan, kita kasih anak-anak vitamin, buah-buahan. Kalau protokol kesehatan yang lain sudah jelas kita terapkan,” imbuhnya.
Eki mengaku juga memahai kesedihan yang Paskibraka rasakan. Sebagai senior, ia ingin agar semua Paskibraka yang telah lolos seleksi bisa bertugas sebagaimana mestinya.
“Kesedihan mereka itu kita rasakan betul. Saya juga sedikit sedih, karena petugas dibatasi, yang hadir dibatasi, biasanya meriah udah berpuluh tahun,” katanya.
“Biar mereka betul-betul merasa bahwa ini hasil (latihan) mereka maka yang 100 orang ini tetap dilibatkan dan bertugas,” tambahnya.
Selain sebagai pengibar bendera dan pembawa baki, ada 92 orang anggota lain yang menjadi Pasukan Jajar Kehormatan, yang bertugas Bendera Pusaka.
(arm)