Mitrapolisi/KAB. CIREBON — Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) berupaya menekan angka pengangguran, salah satunya melalui Smart Nakertrans.
Dalam Smart Nakertrans, terdapat program Mobile Training Unit (MTU), pelatihan kerja mandiri yang dilaksanakan di tempat tinggal masyarakat dengan menghadirkan armada MTU.
Di Jawa Barat, pelatihan melalui MTU fokus kepada sektor pertanian, pariwisata dan kewiraswastaan. Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum pun menyambut positif Pelatihan Kerja Mandiri melalui MTU Angkatan VII yang digelar Disnakertrans Jabar.
“Dengan MTU, masyarakat tidak perlu mendatangi tempat-tempat pelatihan, tapi negara yang hadir ditengah masyarakat memberi pelatihan,” kata Uu di Pondok Pesantren Al Ishlah 2 Desa Buntet, Kec. Astanajapura, Kab.Cirebon, Selasa (10/9/19).
Uu juga mengatakan bahwa tren pengangguran di Jawa Barat turun sebesar 0,44 persen pada 2019 dari 8,17 persen pada Agustus 2018. Meski begitu, jumlah pengangguran terbuka di Jawa Barat sekira 1,84 juta orang tergolong masih tinggi.
Selain Smart Nakertrans, ada dua program unggulan lain dari Disnakertrans Jabar yakni Migran Juara dan Milenial Juara.
Adapun MTU sendiri menjadi model penanganan yang diberikan Pemdaprov Jabar untuk mengurangi ketidaksesuaian antara kurikulum yang diajarkan di sekolah dengan kebutuhan kompetensi di dunia industri.
“Dengan memberikan pelatihan, baik dalam tataran hard skills maupun soft skills, pelatihan kerja tersebut bertujuan untuk menambah kualitas dan daya saing para pesertanya sehingga nantinya dapat memiliki kesempatan kerja dan kesempatan berusaha,” kata Uu.
Setelah para pemuda mampu menjadi pekerja mandiri dan membentuk unit usaha baru, diharapkan mereka mampu mengembangkan usahanya untuk menyerap tenaga kerja. Sehingga, nantinya tingkat pengangguran terbuka dapat menurun dan tingkat perekonomian warga desa menjadi meningkat.
Adapun terkait MTU Angkatan VII yang diadakan di lingkungan pesantren, Uu berujar program ini tepat sasaran karena ke depan para santri tidak saja dibekali ilmu agama, tapi juga skill lain termasuk kewirausahaan.
Kepala Disnakertrans Jabar M. Ade Afriandi mengatakan, MTU bertujuan menambah skill, minat, membentuk kelompok usaha, sehingga diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran. Pada MTU kali ini, dididik sejumlah santri yang belum mempunyai skill dan kesempatan kerja.
“Peserta 30 orang, hasil rekrutmen dan arah minat peserta, ada 15 orang di bidang kuliner dan 15 santri di bidang las listrik dasar,” kata Ade.
Ade berujar bahwa pihaknya pun menyediakan tenaga profesional sebagai pengajar. Lewat pendekatan partisipatif, pelatihan teknis dilaksanakan di lingkungan Pondok Pesantren Al Ishlah II, sementara pelatihan soft skills dilakukan di Balai Latihan Kerja Mandiri Kantor Disnakertrans Jabar di Kota Bandung.
“Pelatihan lima hari kalender, dibagi dua tahapan teknis empat hari, soft skills satu hari di Bandung,” tambahnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Ishlah II, Kiai Soleh Zuhdi, memberikan apresiasi atas program yang digagas Pemdaprov dan Disnakertrans Jabar. Kiai Soleh Zuhdi pun berharap MTU bisa membawa manfaat bagi para santri.
“Kami selaku pimpinan pondok pesantren, mudah-mudahan membawa keberkahan untuk kita semua. Ambil semua kesempatan ini, jangan main- main, berlatih dengan sungguh- sungguh,” tutup Kiai Soleh Zuhdi.